Rabu, 16 Desember 2009

UJIAN YANG KUALAMI


UJIAN YANG KUALAMI

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Ta'ala yang telah memberikan pada kami nikmatnya.
Salawat serta salam semoga terlimpahkan pada nabi junjungan nabi Muhammad sallahualaihi wasallam beserta pengikutnya hingga akhir zaman.
Walaupun ujian yang menimpaku ini dilihat orang seperti berat, akan tetapi aku yang menjalani kuanggap biasa saja. Mungkin mereka melihat aku yang tidak bisa bangun sendiri, duduk sendiri, bahkan aktivitas maksimal hanya di atas kursi roda, terlihat seperti tersiksa, tetapi selama pikiran dan jiwaku masih normal, InsyaAllah ini adalah nikmat yang terbesar setelah iman dan islam.

Yang kualami ketika jatuh
Ana jatuh pada tanggal 8 bulan delapan tahun 2008 sekitar jam 7 malam. Jatuh ketika perjalanan dari kudus menuju solo tepatnya di daerah sumberlawang. Saya naik motor berboncengan dengan pak abdullah khoir dan posisi ana di belakang. Motor yang agak kencang ketika kaget ada corcoran jalan langsung dibanting ke kiri, sedangkan dari depan ada mobil. Sehingga pak dul membanting motor ke kiri mengenai pinggiran corcoran jalan. Badan ana terpelanting dalam posisi duduk. Ana pingsan dan sadar sudah di rumah sakit kustati solo.

Setelah diperiksa, ternyata tulang belakang saya ada keretakan sehingga setengah badan kebawah tidak merasakan apa-apa. Sedangkan lengan tangan kanan patah tiga dan tulang rusuk patah empat. Karena benturan yang kuat tersebut, organ-organ dalam saya ada beberapa pembengkakan seperti liver, paru-paru yang sesak dll sehingga dirawat dirumah sakit selama 1 bulan.

Setelah itu ana tinggal di tawangmangu untuk terapi selama 3 bulan dan kemudian pulang ke rumah. Al arise pada bulan april kalau nggak salah menawari ana pergi ke jakarta. Ia katanya ada kenalan seorang tabib yang dapat menyembuhkan dan insyaAllah dalam 1 bulan ada perubahan. Akhirnya aku pergi ke jakarta dan tinggal di bekasi sekitar 1 bulan. Sesampainya di jakarta, ternyata si tabib baru datang sekali dan mengundurkan diri. Akhirnya ana ditawari seorang ihwan jakarta untuk terpi di darmawangsa squer. Yaitu terpi kiropraktik. Tapi setelah ia mempelajari kasusku dan melihat rongsen akhirnya mundur. Setelah itu kuputuskan untuk kembali pulang ke boyolali.

Yang kurasakan sekarang :
Secara fisik dari perut ke atas alhamdulillah dalam keadaan baik. Tangan walaupun belum sembuh benar karena lengan kanan yang patah tiga, alhamdulillah sudah bisa untuk memutar kursi roda. Walau kadang belum begitu kuat untuk mengangkat badan yang berat ini. Tapi aktivitas mulai makan, sholat dll dapat kulakukan dengan kedua tanganku. Sedankan organ bagian kepala, semua dalam keadaan normal.
Sedangkan dari perut ke bawah, aku tidak merasakan apa-apa. Seperti barang lain yang menempel dibadanku. Bahkan ketika semut yang gatal mengoyok kakikupun tidak aku rasakan. Pernah sutu ketika jempol kakiku dimakan tikus hingga terluka agak dalam. Akan tetapi aku tidak merasakan sakit.

Karena tidak terasa, sehingga aku agak kesulitan dalam mengontrol buang air besar maupun kecil. Sudah setahun aku memakai selang kencing yang diganti setiap 10 hari sekali. Akan tetapi karena terjadi infeksi, dan tersumbatnya saluran kencing sehingga sepulang dari jakarta selang 1 minggu ana menjalani operasi di rumah sakit yarsis. Selain itu ada juga fistel yaitu karena kencing tidak lancar maka ia (air kencing) mencari jalan untuk keluar, dan kencing keluar lewat buah pelir. akhirnya dilakukan training caterisasi, yaitu dengan memasukkan selang pipis kedalam penis sampai kantong kemih habis setiap 3 jam sekali. Panjang selang sekitar 30 cm. training ini aku jalani terus sehingga jika aku bepergian harus membawa selang pipis dan tempat urinnya. Kadang-kadang karena tidak terasa aku ngompol di pempes.
Sedangkan jika buang air besar ana tidak terasa juga. Jadi, tiap hari harus makai pempes kayak anak bayi. Bahkan jika beberapa hari belum keluar, ana siasati dengan banyak makan buah pepaya biar lancar buang air besarnya. Istrilah yang senantiasa mengambili kotoranku dan membersihkan pantatku dari kotoran tersebut.
Sedangkan di daerah pantat terdapat luka namanya decubitus. Yaitu luka yang dikarenakan tekanan terus menerus sehingga dagingnya membusuk. Dulu hampir habis pantat saya karena membusuk. Tapi alhamdulillah sekarang tinggal sedikit hampir nutup. Sudah setahun luka tersebut belum sembuh, tapi sudah banyak perkembangan.

Jadwal harian
Pagi ana bangun menjelang subuh, dan shalat lail semampunya dengan berbaring. Kemudian datang waktu subuh mengerjakan shalat subuh. Setelah itu duduk dengan didudukkan istri caranya adalah ditarik leher hingga posisi duduk. Setelah subuh tilawah secukupnya kemudian dzikir pagi dan sore dan dilanjutkan buka-buka laptop.
Jam 06.30 datang beberapa ihwan yang membantu terapi dengan menggerak-gerakkan bagian kaki saya [ pemanasan ] sampai jam 07.00. setelah itu ana di blebet kakinya dan dilatih terapi berdiri kira-kira 1 jam. Jam 08.00 ana berjemur dan duduk dikursi sampai kira-kira jam 11. jam 11 mengkurep di kasur dan dibersihkan pantat saya serta diobati luka-lukanya sampai dhuhur. Setelah dhuhur tidur sebentar, kemudian duduk lagi dikursi sampai ba'da maghrib. Setelah itu kembali ke kasur lagi. Sedangkan aktifitas tulis menulis ana lakukan ketika di atas kursi.

Terapi yang ana jalani
1. tepari pijat syaraf ke tawangmangu 10 hari sekali.
2. terapi akupuntur 1 pekan tiga kali ke solo [ manahan ].
3. kontrol ke rumah sakit Yarsis 2 pekan sekali. Sekarang sudah tidak kesana, kecuali ada keluhan di selang pipisnya.
4. kontrol ke rumah sakit Kustati solo tiap 4 bulan sekali.

Perkembangan yang kualami
Alhamdulillah, sekarang ada sudah bisa duduk di atas kursi dan kasur agak lama. Dan setelah diterapi dengan berbagai terapi, sekarang ada perkembangan di bagian pantat. Yaitu terasa agak panas. Terapi - terapi ini ana jalani sementara waktu karena belum ada alternatif lain yang saya ketahui.
Ana sudah tanyakan pada para dokter di solo dan Jakarta [ RSPP ]. Kebanyakan diantara mereka mengatakan untuk akupuntur dan fisioterapi.

Penutup :
Walaupun ana hari ini sedang diberi ujian oleh Allah Ta'ala, tetapi saya bersyukur dari beberapa sisi.
sebagaimana Al-Qadli Syuraih mengatakan, Sesungguhnya jika aku ditimpa musibah maka aku ucapkan alhamdulillah empat kali; 1) Aku memuji-Nya karena musibah itu tidak lebih buruk dari yang telah terjadi, 2) aku memuji-Nya ketika Dia memberikan aku kesabaran menghadapinya, 3) aku memuji-Nya karena membuatku mampu mengucapkan kalimat istirja (innalillahi wa inna ilaihi rajiun) berharap akan pahala yang besar, dan 4) aku memuji-Nya karena Dia tidak menjadikannya sebuah musibah dalam agamaku.
Kami juga berdo'a
وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا, وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا, وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا, وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, janganlah Engkau jadikan musibah mengenai agama kami, dan janganlah engkau jadikan dunia sebagai sebesar-besar keinginan kami dan tujuan akhir dari ilmu kami, dan janganlah Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami (HR at-Tirmidzi dan an-Nasa’i)
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Dari akhukum [ amru ]
Read More..